Bisa menembus peringkat atas dunia, sempat membuat Sony tak percaya, karena dia pernah terjun bebas ke luar 100 besar, akibat cedera yang pernah dialaminya. Namun, lambat laun, pebulutangkis kelahiran Surabaya 28 tahun silam, bisa merangkak sampai 5 besar ini.
“Ini adalah buah kerja keras saya, kadang percaya nggak percaya juga saya bisa kembali lagi. Rasanya dalam hati ini menangis kalau ingat dulu berjuang dari peringkat 100 lebih. Saya tidak ingin hal itu terjadi lagi, tidak mau peringkat saya turun lagi” kata Sony seperti dilansir situs PBSI.
Berdiri di peringkat lima dunia membuat Sony menjadi tunggal putra terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini, dia menggeser posisi Simon Santoso yang kini turun ke peringkat sembilan dunia. Jika Sony mampu tampil stabil, bukan tak mungkin ia akan menjadi tunggal putra pertama di skuad Sudirman Cup yang akan berlangsung di Kuala Lumpur, Mei mendatang.
“Menurut saya tiap atlet itu harus ada keinginan menjadi yang pertama, jangan mau jadi yang kedua, ketiga dan seterusnya. Tentunya saya ingin sekali jadi tunggal putra terbaik” ungkap Sony.
Sony sempat mengalami masa-masa suram saat cedera begitu mengganggunya baik saat latihan maupun bertanding. Tak jarang dia harus angkat koper lebih awal karena gagal melewati lawan-lawan yang di atas kertas seharusnya bisa dikalahkannya.
Perlahan tapi pasti, Sony bangkit dan mulai tampil lebih baik di pertandingan yang pernah dilakoninya. Tahun lalu dia mampu memetik dua gelar di ajang Thailand dan Indonesia Grand Prix Gold 2012.
Jejak Sony juga diikuti oleh pebulutangkis tunggal putri kita, Lindaweni Fanetri yang mengalami kenaikan peringkat cukup signifikan. Minggu lalu Linda yang bertengger di posisi ke-25 dunia, kini telah berada di peringkat 21.