Kamis, 24 Januari 2013

Season of The Witch : Nicholas Cage Masih Bisa ‘Menyihir’



Nama Nicholas Cage seolah sudah jadi jaminan untuk sebuah film yang layak tonton. Begitu melihat namanya memerani sebuah film terbaru berjudul Season of The Witch, seketika itu pula kita seperti dijanjikan sebuah tontonan yang menarik, yang membuat kita lupa bahwa sedang menonton sebuah film, dan bukan sebuah kejadian nyata. Itu yang seringkali terjadi dalam film-film yang diperani aktor Hollywood yang pernah digelari sebuah majalah ternama sebagai selebriti berpenampilan terburuk ini. Tapi sebaliknya, film-film yang diperaninya menjanjikan yang terbaik sekaligus menghibur.
 

Season of The Witch misalnya. Film ini mengambil setting peradaban ke-14, di saat terjadinya perang antaragama yang dikenal dengan Perang Salib. Perang inilah yang dibawa kembali ke bumi yang nyaris hancur oleh sebuah virus yang dinamai Wabah Hitam.
Wabah itu berawal dari sebuah Gereja yang tiba-tiba hancur. Konon hancurnya gereja ini disebabkan oleh sebuah wabah yang disebabkan oleh sihir. Ilmu sihir itu dicurigai berasal dari seorang penyihir wanita muda dan cantik bernama Anna (Claire Foy). Entah dari mana awalnya, Anna harus ditangkap dan dilakukan ritual penyucian agar wabah ini segera hilang. Itu satu persyaratan yang dipercayai.
Seorang pendeta menugaskan 2 ksatria, Behmen (Nicholas Cage) dan Felson (Ron Perlman). Kedua satria ini sudah sangat berpengalaman di peperangan. Insting mereka tajam, naluri mereka sepeka telinga serigala.
Namun sayangnya, musuh yang akan mereka hadapi bukanlah musuh yang biasa mereka temui dalam pertempuran selama ini. Behmen dan Felson tak pernah menyadari setiap detik nyawa mereka terancam oleh musuh yang nyaris tak terlihat.
Behmen dan Felson tidak sendiri. Mereka ditemani oleh seorang pendeta, seorang ksatria yang baru saja berduka, dan seorang pemuda keras kepala yang sedang bermimpi untuk menjadi ksatria. Sepanjang film ini berkisah tentang perjalanan para ksatria itu untuk mencari Anna. Di tengah pencarian itulah misi mereka diganggu oleh kejadian-kejadian mistis di sebuah gurun pasir.
Perjuangan para ksatria ini untuk membawa pulang si wanita penyihir itulah yang menjadi daya tarik film ini yang berdurasi sekitar 92 menit. Perjuangan yang sulit dan menakutkan yang menentukan nasib dunia ada di tangan mereka.
 

Dominic Sena, sang sutradara sudah 2 kali ini bekerjasama dengan Nicolas Cage. Sena pernah menyutradari Cage dalam film Gone in 60 Second yang beradu akting dengan Angelina Jolie. Jadi nggak heran kalau Cage mengaku sudah hapal betul dengan gaya penyutradaan Sena, dan ia menyukainya.
Dari jalan ceritanya, ini adalah film khas Hollywood yang tak pernah ketinggalan sisi romansanya. Akankah Cage jatuh cinta dengan Anna, si wanita penyihir berwajah cantik? Jalan ceritanya mudah ditebak. Tapi yang paling mengagumkan, Sena yang dikenal mengawali karirnya di bidang musik video, mencurahkan seluruh keahliannya untuk film ini. Jadi film ini selain ‘menjual’ Nicholas Cage dan spesial efek yang indah memamerkan peradaban ke-14, soal musik yang mengiringi sepanjang film ini juga bisa menjadi daya tarik tersendiri.
Ya, film ini layak Anda tonton di akhir minggu depan. Seperti sebelumnya, Nicholas Cage masih bisa 'menyihir' penyuka film-filmnya. Percayalah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar