Kamis, 24 Januari 2013

Shutter Island - Perdebatan Antara Halusinasi dan Konspirasi

Edward "Tedy" Daniels (Leonardo DiCaprio) mengakui dirinya sebagai Marsekal AS jempolan yang mendapatkan tugas untuk menyelidiki seorang pembunuh berantai dan juga psikopat bernama Rachel Solano. Adalah Shutter Island, sebuah rumah sakit jiwa yang secara khusus di tempatkan untuk orang-orang yang menderita penyakit kegilaan yang berbahaya. Penjara sekaligus tempat rehabilitasi, seperti itulah di fungsikan rumah sakit itu tempat Rachel Solano berada.
Namun Ted juga mempunyai visi pribadi. Hal ini terkait dengan Adrew Leaddins seorang pembunuh yang membunuh mendiang istrinya. Ted berkeyakinan bahwa orang itu juga berada di tempat yang sama...
 
Shutter Island.

Bersama Chuck Aule, Ted mendatangi pulau itu. Namun sayang, ada kesan bahwa pihak rumah sakit sangat tertutup terhadap segala aktifitasnya. Hal ini membuat Ted menaruh curiga karena adanya praktek illegal yang dilakukan oleh pihak rumah sakit terhadap pasien-pasiennya sebagai kelinci percobaan. Bahkan Ted mencium adanya aliran dana dari pihak komunis untuk melakukan lobotomy pasien-pisen rumah sakit, kala itu tidakan lobotomy masih diangap illegal.

Ted yang veteran Perang Dunia II masih trauma dengan kejadian-kejadian yang dilaluinya. Trauma itu berkaitan dengan pembantaian perang, kematian anaknya dan juga istrinya. >>>
Halusinasi Ted semakin hari semakin sering terjadi sehingga membuat pihak rumah sakit memberikan obat penenang, Ted semakin tidak yakin dengan kewarasannya.
Dalam kegamangan, kecurigaan Ted terhadap pihak rumah sakit semakin menajam ketika Rachel Solano yang di kabarkan menghilang bersembunyi di sebuah goa.
Rachel membocorkan bahwa ada konsiprasi besar-besaran didalam rumah sakit. Bahkan seorang yang waras akan di klaim gila oleh pihak rumah sakit, sehingga pihak rumah sakit dapat leluasa melakukan praktek-praktek illegal. Bahkan Ted mengakui bahwa dirinya telah meminum obat dari pihak rumah sakit yang menyebabkan halusinasinya semakin menjadi-jadi.
 

 
Kini Ted terjebak di sebuah pulau bernama Shutter Island yang sedang dilanda badai dan topan. Pusat perhatiannya adalah keluar dari pulau tersebut dan juga harus berjuang menyelamatkan kewarasannya karena pihak Rumah Sakit Jiwa telah memberinya obat obatan yang membuatnya berhalusinasi. Semua teka-teki, kejanggalan, keanehan dan kerancuan antara kenyataan dan halusinasi membuat semuanya terasa tidak ada yang jelas.
Untuk mengakhiri ketidak pastianya, Ted bertekad untuk menerobos kesebuah mercusuar. Diyakini tempat itu adalah tempat dimana praktek illegal itu dilakukan. Berharap melihat adanya praktek lobotomy, justru Ted mendapati Ashecliff, Dr. Jhon Cawley (Ben Kingsley), seorang kepala rumah sakit yang sedang duduk dengan santai.
Saat itu puila Dr. John Cawly menjelaskan bahwa Ted sejak awal memang sebagai pasien rumah sakit tersebut, dengan kata lain, Ted memang seseorang yang memiliki kelainan jiwa. Dia telah menembak istrinya sendiri yang telah menenggelamkan ketiga orang anak mereka di danau di belakang rumah mereka. Ted menciptakan karakter fiktif "Andrew Laeddis" hasil dari keinginannya untuk lari dari rasa bersalah karena telah membunuh istrinya sendiri. Karena latar belakang pekerjaan dan imajinasi yang telah diciptakannya, ia dianggap seorang pasien luar biasa yang memiliki inteligensia tinggi.
Dalam dua tahun terakhir, penyakit Ted kambuh berulang-ulang, sehingga pihak rumah sakit jiwa dari Shutter Island merancang sebuah sandiwara sedemikian rupa, dengan Chuck Aule (yang sebenarnya merupakan psikiater pribadi Tedy, Dr. Sheehan) sebagai partner barunya, dengan tujuan menyembuhkan Ted dari imajinasi liarnya tersebut.
Tidak berhasil dengan drama yang dibuat, pada akhirnya pihak rumah sakit dengan terpaksa (sengaja) akan memotong syaraf pada otak Tedy. Praktek inilah yg sebenarnya dihindari oleh Tedy. Namun dengan tenang Tedy menjawab kepada mantan rekannya Chuck.
 

"Which would
be worse:
to live as a monster,
or to die as a good man?"
Ada dua tema besar tentang ending film ini yang menarik; Apakah Ted terjebak dalam konspirasi Rumah Sakit? atau Ted menderita schizophrenia seperti yang dijelaskan Dr. John Cawly?
Penonton-pun dihadapkan pada cerita yang menggantung dan cukup membingungkan. Seolah tidak ada penjelasan yang memuasakan dari berbagai dikusi yang telah banyak di lakukan, terutama di media internet.  Seolah film ini tidak akan membiarkan penonton pulang dengan dengan otak kosong. Sulit rasanya untuk tidak berdebat seusai menonton film ini. Bahkan kita diajak untuk berfikir, apakah kita masih waras setelah menonton film ini?
Namun yang jelas film ini berhasil men-twist, sebuah ending menjadi dua tema besar yang menarik untuk di perbincangkan. Diskusi yang menarik inilah yang pada akhirnya mendapat perhatian dan memunculkan rasa penasaran publik. Yang jelas promosi gratis itu membuat penjualan tiketnya berada di puncak tangga perfilman diatas Percy Jackson dan The Wolfman di Amerika Serikat di minggu-minggu tayangan pertamanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar