Kamis, 24 Januari 2013

'Sherlock Holmes: A Game Of Shadow' Kurang Misterius



Pada tahun 2009, sutradara Guy Richie telah berhasil mengejutkan dunia dengan adaptasi kisah detektif 'Sherlock Holmes' karya penulis Conan Doyle dengan sebuah interpretasi yang lebih hip, humoris, dan kontemporer untuk pemirsa jaman kini. Daripada menggambarkan jaman Victorian tersebut secara konvensional yang biasanya terkesan membosankan dan serba pelan, Guy Ritchie memberi sentuhan visualisasi yang sangat modern untuk sebuah kisah jaman abad 19. 
Namun, keberhasilan tersebut tentunya tidak juga lepas dari akting fenomenal ala Robert Downey Jr. sebagai sang detektif Sherlock Holmes dan juga Jude Law sebagai sahabat serta juga asistennya, Dr. John Watson. Apabila selama ini Sherlock Holmes memang lebih lekat dengan gambaran tradisional seorang 'englishman' yang bersikap baku, dewasa, dan cerdas, Robert Downey Jr. telah berhasil menghidupkan interpretasi baru sang detektif sebagai seorang jenius yang tak terkendalikan dan bersikap kekanak-kanakan. Bertolak belakang, Dr. Watson adalah sosok yang harus menjaga kewarasan Holmes (red: dan juga kewarasan dirinya sendiri) dari ide-idenya yang brillian namun berbahaya, dan karakter tersebut diperankan dengan baik oleh Jude Law.
"If we can stop him, we shall prevent the collapse of Western civilization... No pressure" - Holmes


Dr. Watson dan Sherlock Holmes
Keberhasilan seperti tersebut tentunya akan mendorong para produser serta sutradara Guy Ritchie untuk terus melanjutkan kisah Sherlock Holmes menjadi sebuah sekuel, terutama dengan belum terungkapnya sosok Moriarty (Jared Harris, Lady in the Water) yang identitasnya masih disembunyikan di film pertama. Namun pada umumnya, sebuah sekuel memang sangat sulit untuk menyaingi atau bahkan melebihi kesuksesan film sebelumnya, dan sayangnya, 'Sherlock Holmes: A Game Of Shadows' juga mengalami kegagalan tersebut.
Masalah utamanya bukanlah karena penggarapannya yang kurang bagus, namun karena sekuel ini mempunyai formula yang terlalu sama dengan film pertama hingga tidak mempunyai nilai lebih tersendiri yang membedakan dengan debut tahun 2009. Walau tetap mempunyai unsur dialog dan akal penuh kecerdasan yang cukup menghibur, tetapi plot ceritanya sebagai kisah detektif kurang menyuguhkan misteri dan suspense yang menantang untuk pemirsanya. >>>
Sinopsis
Ceritanya langsung menyambung dari film pertama dimana Sherlock Holmes terlihat semakin termakan dengan rasa penasarannya akan jaringan kejahatan yang dipimpin oleh Moriarty. Padahal, sang sahabat Dr. Watson sudah matang untuk meninggalkan dunia detektif agar dapat hidup tenang setelah menikahi kekasihnya, Mary (Kelly Reilly). Watson sangat ingin Holmes untuk siap mendampinginya sebagai best man di hari pernikahannya, namun obsesi Holmes untuk membongkar dan menghancurkan kejahatan Moriarty justru terus melibatkan mereka ke dalam sejumlah situasi yang berbahaya.
 
Moriarty dan Holmes berhadapan
Walaupun dengan bantuan Mycroft (Stephen Fry) sang saudara Sherlock ataupun oleh Madam Simza Heron (Noomi Rapace), Moriarty selalu bisa mendahului mereka dua langkah di depan. Bagaimanakah Sherlock Holmes dapat mengalahkan Moriarty?

Kalau masih penasaran dengan kelanjutan kisah Sherlock Holmes dalam mencari dan mengalahkan sang rival Moriarty, tentunya film ini harus disimak dengan baik. Namun, jangan terlalu banyak berharap untuk mendapatkan kejutan yang spektakuler, karena 'Sherlock Holmes: A Game Of Shadows' kurang menyuguhkan kisah misteri detektif yang selayaknya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar