Selasa, 08 Januari 2013

Aksi Mega Wati


JAKARTA - Kata blusukan kini seperti sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia khususnya Jakarta. Blusukan yang berarti terjun langsung ke kampung-kampung yang dilakukan seorang pemimpin semakin populer saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukannya, setelah sebelumnya menjadi ciri khas dari Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi).

Namun, apa yang dilakukan SBY pun dianggap bukan yang pertama kali dilakukan seorang pemimpin. Selain blusukan awalnya dipopulerkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Jokowi, hal ini pun dilakukan oleh bekas Presiden RI, Megawati Soekarnoputri

Menurut Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Ahmad Basarah, tidak penting memperdebatkan siapa yang lebih dulu yang melakukan blusukan.

"Itu tidak penting lah ya, yang penting pemimpin sekarang harus memberikan contoh bagi pemimpin yang lain. Jadi jangan diperdebatkan yang diluar substansif. Yang pentingkan SBY sekarang mau merubah cara kepemimpinannya untuk lebih mendekati rakyat," jelas Basarah saat ditemui di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (6/1/2013) malam.

Anggota Komisi III DPR RI ini pun menyatakan blusukan bagi PDI Perjuangan sudah ada sejak Megawati Soekarnoputri memimpin Indonesia. "Dulu banyak pemimpin Indonesia melakukan hal yang sama, Bu Mega juga dulu kerap melakukan blusukan ke mana-mana, bahkan seluruh Indonesia untuk menyapa rakyat," sambungnya.

Basarah menolak jika blusukan ala SBY bertujuan untuk mencari simpati rakyat jelang Pemilu 2014 mendatang. Menurutnya, secara konstitusi SBY sudah tidak bisa mencalonkan dan kedatangannya ke kawasan Banten bukan atas nama Partai Demokrat.

"Rakyat dan media pun sudah cerdas untuk memilah apakah cara Pak SBY seperti itu dapat mengobati kekecewaan rakyat akan Partai Demokrat atau tidak? Biarkan rakyat menilai," paparnya.

Basarah menilai, kini selayaknya semua pemimpin nasional dan daerah harusnya seperti itu. "Jangan hanya di akhir kepemimpinannya saja," tegasnya.

Basarah menambahkan, apa yang dilakukan SBY juga bisa dijadikan pelajaran berharga buat para pemimpin yang lain, bahwa mengurus rakyat itu tidak gampang begitupun mengurus massa partai yang tidak sedikit jumlahnya.

"Jangan kemudian menyederhanakan kita-kita ini yang memimpin partai karena masalahnya kompleks. Contohnya, Pak SBY betapa sulitnya dia mengurus partai," tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar