Selasa, 08 Januari 2013

Tren Fashion 2013 Minimalis dan Futuristik


Tren Fashion 2013 Minimalis dan Futuristik

Uke Toegimin
KIKI SUPARDI
Uke Toegimin
Pontianak – Para ahli fashion sudah memprediksi tren yang akan booming di tahun 2013. Tren fashion yang diprediksi tidak hanya mengenai model baju di tahun ini, tetapi juga meliputi bahan, warna bahan, tas, sepatu, kacamata, dan aksesori lainnya.
Salah satu perancang busana dari Kota Pontianak Uke Toegimin memprediksi tren yang akan menonjol di dunia fashion di tahun 2013. Ia merangkumnya mulai dari detail warna, bahan, model, pola, siluet (desain struktur pada busana), dan komponen pendukung lain seperti aksesori berupa sepatu, ikat pinggang, syal, dan lain-lain.
“Kalau tren fashion itu bermacam-macam. Bisa berupa bentuk potongan, bisa berupa tekstilnya, bisa juga berupa aksesori pendukung. Saya melihat untuk tahun ini bentuknya lebih kepada minimalis dan futuristik,” kata Uke Toegimin kepada Rakyat Kalbar, Jumat (4/1), ditemui di Rumah Jepin Jalan KH Ahmad Dahlan Nomor 6 Pontianak.
Pria kelahiran Kota Pontianak, 13 November 1968 yang eksis menekuni dan mengangkat batik tenun ini memastikan tren akan beralih ke nuansa alami. Bahkan hasil rancangannya sampai digemari orang Jepang. Hanya saja, saat ini ia masih terkendala biaya untuk menggelar show tunggal di Negara Sakura itu. “Bentuk pakaian sudah semakin minimalis dan sederhana. Memang tren fashion ini banyak ditularkan dari Eropa,” ucapnya.
Hanya saja, sekarang ekonominya sedang ambruk. Sehingga perancang-perancang dari sana lebih memilih warna soft dan sederhana. Kalau dari Asia, pengaruh Korea masih sangat menonjol. Roknya juga beragam, paparnya, ada yang panjang dan ada juga di atas lutut. Namanya tren harus menyesuaikan profesi dan usia. Uke mengingatkan, jangan dilupakan di Indonesia tren busana muslim juga banyak peminatnya. “Jadi untuk panjang pendek baju tergantung. Yang jelas kalau baju muslim harus sesuai dengan syariat. Baik untuk panjangnya dan tidak menampakkan lekuk tubuh,” jelas desainer yang karyanya dikenal sebagai “sentuhan tradisional selera internasional”.
Ketua Asosiasi Pengusaha Perancang Model Indonesia (APPMI) Kalbar ini melihat tren di Indonesia dipengaruhi produk lokal. Dihasilkan dari daerah tersebut. Seperti motif-motif daerah dan batik tenun. “Kalau gejalanya mengikuti teknologi, terlalu cepat perubahannya. Jadi akhirnya orang balik ke tradisi yang bisa dipegang. Tradisi itu kan bisa dipegang, misalnya tenun, 20 tahun akan datang mungkin tenun masih bisa dipakai atau lima tahun lagi masih tetap ngetren,” paparnya.
Ia mencontohkan, baju motif kotak-kotak hanya bertahan sebentar karena dengan cepat menjadi tidak ngetren lagi. Teknologi tidak bisa dipegang. Sekarang baju kotak-kotak ngetren karena Jokowi. Jadi sekarang orang sudah beralih ke yang murni dan mulai jenuh ke yang berbau teknologi.
Lanjutnya, untuk jilbab sekarang memang semakin digandrungi, sampai ada grup hijaber. “Sekarang yang akan saya bicarakan busana berkerudung, tetapi bukan busana muslim. Karena busana muslim harus sesuai dengan syariat,” katanya.
Uke melihat, sekarang mulai dari ABG hingga dewasa suka memakai gelang banyak. Gelang-gelang trennya suka menggunakan gelang etnik, antara kiri dan kanan sama. Baik warna maupun bentuknya. “Bentuknya berupa etnik. Begitu juga dengan cincin dipakai sama bersebelahan,” tambahnya.
Uke mengakui, sekarang memang tren sedang terpecah-pecah dan tidak ada tokoh yang menjadi acuan. Karena orang semakin pintar dan tahu di mana posisi dia. Jadi orang tidak mau mentah-mentah mengikuti artis. “Kalau dulu apa yang dipakai artis langsung diikuti. Sekarang malah cenderung mengikuti gaya futuristik seperti Lady Gaga. Kesederhanaan, potongannya simpel dan warnanya soft. Begitu juga dengan makeup-nya,” tegasnya.
Kalau sepatu lebih mengarah kepada maskulin. Warna tidak pengaruh, standar sepatu seperti hitam dan cokelat. Hanya saja sekarang hak-haknya mulai berbentuk. “Tren memang rada-rada aneh. Haknya ekstrem ada juga yang pakai. Tetapi teplek juga masih digemari. Semuanya itu juga dijual. Artinya, kecenderungan orang untuk menawarkan tren semakin banyak pilihan,” pungkasnya.
Uke memastikan, gaya Korea masih memengaruhi fashion di tahun 2013. Namun di pertengahan tahun akan berubah. “Orang akan berubah ke simpel. Kalau baju yang banyak gambar seperti di distro juga bakalan hilang. Gaya-gaya distro sudah mulai ditinggalkan,” ungkapnya.
Distro tetap berjalan sebagai usaha, tetapi sudah meninggalkan gambar yang banyak dan beralih ke yang simpel-simpel. Selain itu, batik dengan berbagai variasi tetap diminati.
Sedangkan tas yang sedang populer saat ini adalah tas jinjing. Tas tetap menjadi barang yang penting bagi perempuan. Tetapi di-matching-kan dengan pakaian. “Tas yang paling digemari adalah tas serbaguna yang bisa memuat semua barang. Saya menyebutnya tas pemerkosaan,” tutupnya. (kie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar